Menuju Air Terjun Bidadari, Pulau Karimata, Kayong Utara

 


Perjalanan diawali dari Desa Betok Jaya, pulau Karimata dengan menggunakan kendaraan roda dua.
Karena sepeda motor kami mengalami kerusakan, terpaksa mencari penggantinya.
Sembari mencari motor pengganti, kami berusaha mendahului dengan berjalan kaki.

 



Pemandangan disini cukup mengesankan, karena dihadapkan dengan pemandangan alam yang eksotis dan alami.
Sempat kami menemui pesimpangan jalan yang membuat kami bingung. Akhirnya kami putuskan memilih jalur kanan.

Tetapi salah, akhirnya kami kembali dan dijemput tim yang sudah menemukan sepeda motor pengganti.




Perjalanan mulai terasa cepat dengan jalur setapak yang lumayan baik kondisinya.
Memasuki pertengahan perjalanan, sudah mulai menemukan jalur yang sulit.
Kondisi hutan yang terjaga dan menyimpan berbagai kekayaan alam.

Jembatan ekstrim pertama dilalui sangat menegangkan. Bagi kami ini adalah pengalaman perdana.
Sepeda motor jalur tengah dan tempat kaki menahan kendaraan juga disediakan sebelah kiri dan kanan.

Kami ditemani oleh beberapa orang kampung yang mengantar ke air terjun bidadari.

 

 

Tidak jarang kami harus turun naik kendaraan. Karena jalan setapak yang berlumpur tidak mudah untuk dilalui.

Namun berbeda dengan teman kami satunya yang sangat lihai memilih jalan dan menggunakan sepeda motor pada wilayah ini.
Terlihat begitu santai dan enjoy saat melewati beberapa jalur sulit seperti ini.

Keluar masuk rimbunnya hutan pulau Karimata membuat kami terpesona.
Terkadang kami harus berlari mengejar sepeda motor yang ditumpangi pengendara.
Kondisi seperti ini karena memang wilayah ini masuk dalam kawasan  hutan lindung yang tidak bebas untuk dikelola. Sehingga pembangunan akses jalan juga membutuhkan koordinasi dengan pemerintah pusat.

 

 

Sepanjang perjalanan dapat ditemukan akses yang cukup menantang. Sehingga kendaraan yang cocok adalah kendaraan yang tinggi seperti motor trail dan sejenisnya.
Tapi relaita ini adalah yang dihadapi warga disini untuk menjalani kehidupan dengan sepeda motornya yang kami gunakan ini.

Yang pasti, kondisi alam diwilayah ini begitu sempurna. Karena awal menuju desa ini melalui jalur laut, sesampainya disini disuguhi pemandangan yang sangat indah bersama kekayaan hutan yang masih lestari.

Setelah mendekati tempat terakhir menitipkan sepeda motor kami disuguhi jalur yang kering dan kondisinya juga baik.

Akhirnya kami bergabung dengan tim yang sebelumnya telah mendahului kami untuk bersama sama menuju air terjun bidadari.

 

 

Sepeda motor ditinggal dan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Karena posisi waktu yang sudah beranjak sore, akhirnya diputuskan langsung berangkat mendaki selama kurang lebih satu jam setengah.

Melewati hutan belantara yang terjaga dan naik turun bukit sesuai jalur yang diketahui oleh penunjuk jalan.
Jalurnya pun seakan tidak terlihat, karena sangat jarang untuk dilalui.
Hanya waktu waktu tertentu dilewati jika ada kegiatan disekitar hutan lindung ini.

Sesekali kami harus istirahat, karena jik mengikuti jejak penunjuk jalan, bagi kami hal yang tidak mungkin.

 

 

Ternyata tim kedua sangat jauh dibelakang kami. Tapi mengingat waktu, kami terus berjalan menuju air terjun bidadari.
Untungnya, kami melewati beberapa jalur sungai yang airnya sangat bersih sehingga tidak perlu khawatir kekurangan air minum. 

Air sungai dari alam pulau Karimata yang ada dapat langsung dikonsumsi.




Pendakian terus kami jalani dengan kondisi tubuh yang sudah lelah. Namun ditemani suara alam dan rasa penasaran terhadap indahnya air terjun bidadari, kami tidak patah semangat.

Akhirnya penunjuk jalan membawa kami mengikuti jalur sungai.
Setelah sampai di air terjun bidadari kami sangat puas melihat pesona nya.
Kami pun mengaktualisasikan kegembiraan dengan mandi dalam cekungan tumpahan air terjun ini.
Bahkan teman kami ada yang melompat dari atas ketinggian sanking gembiranya.

Wah wah... Sungguh luar biasa....

 


Setelah cukup puas menikmati keindahan dan kesegaran air terjun bidadari kami bersiap siap untuk turun kembali.
Mengingat waktu yang sangat singkat, kami memperhitungkan agar tidak terlalu lama disini. Sambil menghabiskan makanan yang kami bawa untuk menambah tenaga kami mensyukuri betapa besar dan agung ciptaan Tuhan.
Dengan segala keindahan yang ada ini agar tetap dijaga kelestariannya.

 


Kami memutuskan untuk kembali menjalani jalur mendaki tadi dengan membawa segudang cerita dan dapat kami visualisasikan.

Waktu turunnya tidak terlalu capek, terlebih lagi sudah mengisi kampung tengah.
Setibanya di parkiran sepeda motor, tim kami ternyata sudah tidak menunggu kami dan kembali ke desa.
Selanjutnya kami juga menyusul mereka untuk bergabung dan kembali disuguhkan dengan jalan ekstrim semula.
Tetapi....suara sepeda motor kami telah berubah drastis.

 



Emmmm... Mungkin ada kerusakan dibagian knalpotnya. Maklum saja karena jalur yang dilalui sangat menantang.

Sampai disini cerita perjalanan kami dan tentunya banyak pesan yang terkandung dalam visualisasi ini.
Mari tetap menjaga kelestarian alam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak