Penjor.. Jati Diri Bangsa Ditingkat Dunia


Penjor,, jika kita berkunjung ke pulau Bali, kerap ditemukan dipenjuru kota dan wilayah tertentu yaitu penjor.

Seperti yang diketahui bahwa penjor terbagi menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya yakni untuk hari raya dan sebagai hiasan.

Kedua penjor itu tentunya memiliki unsur yang berbeda walaupun sekilas terlihat ada kesamaan.

Menurut informasi yang diperoleh, bahwa penjor untuk hari raya mengandung unsur lengkap. Dalam arti batang bambu yang telah dihias dengan daun lontar atau janur, harus diisi juga dengan hasil hasil bumi, diantaranya berupa buah buahan, umbi umbian dan biji bijian. 

Semua hasil bumi atau hasil dari alam semesta tersebut juga memberikan arti sebagai rasa bakti dan ucapan terima kasih atas segala kemakmuran yang diberikan oleh Ida Sang Hyang Widi Wasa pada umat manusia.

Selain itu, penjor yang digunakan untuk perayaan hari hari besar agama Hindu di pulau Bali, juga diisi dengan jajanan banten, kain putih kuning. Dibagian bawah penjor akan dipasang sebuah sangga kecil yang biasanya terbuat dari bambu anyaman dibalut dengan kain putih kuning.


Makna batang bambu yang menjadi tonggak perpaduan dan rangkaian daun lontar tersebut melambangkan gunung tertinggi.

Karena Umat Hindu Bali mempercayai bahwa Gunung Agung merupakan istana Hyang Bathara Putra Jaya beserta Dewa dan para leluhur. Jadi, gunung merupakan istana Tuhan dengan berbagai manifestasinya.

Yang kedua adalah penjor hiasan atau dekorasi.

Baru baru ini di pulau Bali telah sukses menggelar KTT G20 tingkat dunia. Sehingga dihampir penjuru kota Denpasar dan kute, ramai dijumpai penjor hiasan.

Menurut informasi dari beberapa sumber, sebanyak dua ribu lima ratus penjor menghiasi jalur yang dilewati delegasi negara negara luar hingga pusat kawasan digelarnya KTT G20 tersebut. Penjor yang menjulang tinggi dapat dijumpai dengan mudah dari berbagai ukuran dan bentuk detail hiasannya.


Sekilas hampir sama bentuknya dengan penjor hari raya, namun penjor dekorasi kota untuk menyambut delegasi negara negara yang ikut KTT kemarin tidak dilengkapi dengan hasil hasil bumi didalamnya. Tetapi, secara penyambutan, tegaknya ribuuan penjor dengan berbagai ukuran ini adalah bentuk syukur, bentuk apresiasi kepada tamu dunia serta mencerminkan bahwa masyarakat Bali selalu berdoa untuk suksesnya KTT G20 itu.

Terbukti, dua ribu lima ratus penjor ini dapat dikerjakan secara bersama sama dan kompak sebelum KTT dilaksanakan.

Ini merupakan suatu aksi dan pekerjaan yang luar biasa, tidak hanya bentuk dekorasinya yang menarik,tetapi juga biayanya yang tidak sedikit. Biaya untuk satu buah penjor kecil dengan bentuk dan dekorasi sederhana saja bisa lebih satu juta rupiah. Sedangkan penjor yang eksklusif dan mewah bisa mencapai tiga juta limaratus ribu rupiah.

Untuk itu, masyarakat Bali melalui pemerintah daerahnya, menyambut tamu negara dengan ucapan syukur dengan mendirikan penjor disepanjang jalan yang menjadi rute rute perjalanan delegasi negara negara yang ikut KTT G20 pada tanggal 15 hingga 16 November tahun 2022 kemarin.


Bentuk dekorasi atau desain ribuan penjor tersebut dipercayakan kepada desa adat masing masing.

Dan dari informasi yang ada bahwa, biaya atau anggaran pembuatan dan pemasangan penjor hiasan tersebut mencapai tiga koma lima miliar rupiah.

Itu semua dilakukan adalah untuk jati diri bangsa, mengenalkan tradisi serta menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia kaya akan seni dan tradisi yang masih terjaga, khususnya di pulau Bali. (admin)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak